Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

PUISI [Tabir Rindu] ❤️

Tabir Rindu Oleh: Ardita Novitasari Ruang dan waktu Hijrah dari tempatnya Ini tentang jarak Yang terbentang antara keduanya Menyimpan pesan Malu tuk di ungkap Biarlah, Paham dalam benak masing-masing Karena,  Percaya saling mengikat Tuk menjaga Tetap terjalin Meski, Dibatasi tabir rindu Malang, 25 Februari 2022

Penilaian Kompetensi Sikap pada Kurikulum 2013

Sikap merupakan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau obyek, yang tergambar melalui rasa suka, tidak suka, setuju dan tidak setuju. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan cara pengamatan (observasi), penilaian diri, penilaian teman sejawat dan rekaman ankedot (catatan anekdot).  Penilaian melalui observasi bertujuan untuk merekam perkembangan sikap siswa melalui pengamatan baik sikap siswa terhadap mata pelajaran atau sikap terhadap hal umum. Misalnya mengamati sikap siswa mengenai kedisiplinan, ketekunan, kejujuran, kerjasama dan lain sebagainya. Format pengamatan dapat dikembangkan sendiri oleh guru atau mengacu kepada beberapa contoh pedoman pengamatan yang diperoleh melalui literatur-literatur tentang penilaian pembelajaran. Penilaian diri, merupakan penilaian yang berkembang akibat bergesernya system pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada guru ke pembelajaran yang berpusat pada siswa. Supaya siswa dalam penilaian diri tidak mengedepankan subyektivitas seh

The Living Al-Qur’an di Nusantara

 “The Living al-Qur’an” atau “Teks al-Qur’an yang ‘hidup’ dalam masyarakat. The Living Qur’an sebenarnya bermula dari fenomena “Qur’an in Everyday Life”, yang tidak lain adalah “makna dan fungsi al- Qur’an yang riil dipahami dan dialami masyarakat Muslim. Kata “hidup” dalam Living Qurʾan dimaksudkan untuk memperjelas “Quran”. Ide dasar dari istilah tersebut adalah bahwa Al-Qur'an itu hidup atau dimeriahkan oleh komunitasnya, baik melalui penafsiran/penafsirannya maupun melalui praktik-praktik tertentu. The Living al-Qur’an bukan hanya menyangkut tentang apa yang diyakini umat Islam dalam Al- Qur'an, tetapi juga lebih pada bagaimana umat Islam percaya kepada al-Qur'an itu sendiri. Elemen penentu yang membuat Al-Qur'an hidup tidak hanya tafsir, karena tafsir merupakan salah satu dari keseluruhan tindakan manusia, baik sebagai individu maupun dalam komunitas masyarakat. Totalitas tindakan atau praktik inilah yang membuat Al-Qur'an hidup. Al-Qur'an bukan hanya tek

Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup

 Kitab suci sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul  yakni kitab Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Semua kitab tersebut telah diturunkan sesuai kurun waktu tertentu, namun seiring berjalannya waktu kemurniaannya berubah selain pada kitab suci Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Semua kitab yang diwahyukan Allah benar (haq) karena berasal dari kallamullah, yang berubah adalah tiga kitab terdahulu seiring berjalannya waktu telah terjadi percampuran kalamullah dan kallam manusia sedang Al – Quran masih terjaga keotentikannya hingga saat ini.  Meskipun demikian, kita sebagai muslim disyariatkan untuk meyakini kitab Zabur, Taurat, dan Injil bahwa kitab-kitab itu benar keberadaannya sebagai wahyu Allah yang pernah diturunkan kepada Nabi Musa a.s, Daud a.s, Isa a.s. di dalam ayat Al quran juga begitu menghargai kitab sebelumnya yakni dibuktikan dalam Alquran surah An-Nisa ayat : 136. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَ

Perilaku Seorang Anak yang Tidak Menghormati Orang Tua

 URAIAN PERMASALAHAN:   Cerita yang saya angkat dalam permasalah ini  berangkat dari sebuah kejadian nyata yang pernah saya saksikan sekitar satu tahun yang lalu tentang pembinaan akhlak seorang anak yang kurang baik, tidak memiliki perilaku sopan santun dan hormat kepada kedua orang tua dan keluarganya.  Singkat cerita, di suatu pagi hari saya pergi ke rumah tetangga saya yang rumahnya tidak jauh dengan tujuan menebeng wifi di rumahnya untuk keperluan presentasi kuliah. Selama satu jam saya duduk di ruang tamu kondisi rumah sangat tenang, tuan rumah menyuguhkan minuman dan mengobrol santai dengan saya. Tiba-tiba dari ruang tengah dan dapur terdengar jelas suara pertengakaran antara seorang cucu dan nenek. Namanya Julaikha, ia masih duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar.  Ibunya bergegas menuju ruang tengah untuk bertanya kepada anaknya sebab permasalahan, si anak dengan nada yang keras, kasar, dan emosi memberi kejelasan pada si ibu. Saat itu juga saya dengan tidak sengaja mendengar p

Pengaruh Pendidikan Karakter dan Pendidikan Agama Terhadap Moral Siswa Sekolah Dasar di Era Society 0.5

Abstrak  Artikel ini akan membahas tentang pengaruh pendidikan karakter dan pendidikan agama terhadap moral siswa sekolah dasar di era society, Karakter pendidikan, itu benar-benar untuk diperlukan tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah, di lingkungan masyarakat atau sosial. dalam pengaruh pembentukan karakter peserta didik, pendidikan agama merupakan salah satu pilar pendidikan karakter yang paling utama. Pendidikan karakter akan tumbuh dengan baik jika dimulai dari tertanamnya jiwa keberagaman pada anak, Dengan mengajarkan pendidikan agama supaya bisa membentuk kepribadian pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan sehari hari. Maka karakter merupakan mustika hidup yang dimiliki manusia untuk menanamkannya melalui proses pembelajaran. Dan pendidikan karakter juga merupakan sebuah usaha untuk menerapkan nilai-nilai agama, moral, etika pada peserta didik, melalui ilmu pengetahuan , dengan dibantu oleh orang tua , guru serta masyarakat yang