Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19

Semenjak ditemukannya virus korona di Kota Wuhan China bulan Desember 2019. 200 negara di dunia termasuk Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi melonjaknya angka penyebaran Covid-19, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti melakukan PSBB, pembatasan interaksi sosial, dan himbauan mematuhi protokol kesehatan. 16 Maret 2020 selain kebijakan diatas dalam dunia pendidikan Kemendikbud RI juga menetapkan kebijakan untuk melakukan kegiatan belajar dari rumah, penghapusan ujian nasional, ujian praktik, dan kompetensi penting lainnya yang dibatalkan. 

Diberlakukannya sistem pembelajaran ini menimbulkan permasalahan terutama bagi guru, siswa, dan orang tua karena dirasa pembelajaran daring tidak efektif dan pemahaman anak terhadap materi kurang maksimal. Dari data terakhir yang terjangkit pada 13 Mei 2020 sebanyak 15.438 kasus di Indonesia ditambah pemberlakuan PSBB maka kepastian sekolah tatap muka belum bisa ditentukan, oleh karena itu memungkinkan pembelajaran daring ini akan berlangsung dalam kurun waktu yang lama, maka terdapat tuntutan untuk para guru membuat dan merubah kurikulum pembelajaran menjadi kreatif dan inovatif demi menyesuaikan dengan  kondisi lingkungan selama dilaksanakannya pembelajaran dari rumah.

5 inovasi kurikulum dan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 antara lain : 

1. Penyesuaian inovasi kurikulum, karena kurikulum erat kaitannya dengan kondisi lingkungan dan peserta didik, maka selama pembelajaran daring ini pendidik sebisa mungkin harus beradaptasi serta membuat tujuan, isi, dan bahan pengajaran yang sesuai kemudian melakukan evaluasi untuk melakukan efektivitas kurikulum yang telah dirancang sebelumnya.

2. Komponen tujuan, komponen kurikulum yang pertama adalah tujuan karena sebagai komponen awal yang mengarahkan komponen lainnya. Berdasarkan asas sosiologis teknologis komponen ini akan mengalami perubahan mengikuti kondisi lingkungan seperti saat ini kondisi Covid-19 yang mengharuskan sistem pembelajaran daring inovasi yang tepat secara sosiologis adalah yang compatible dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat sehingga implementasinya dapat berjalan efektif.

3. Isi/materi, untuk melakukan inovasi kurikulum agar lebih mudah dengan menentukan bahan ajar maka mengambil prinsip filosofis, psikologis, sosiologis, dan teknologis. Setelah sumber materi kurikulum diperoleh tahapan selanjutnya adalah mengidentifikasi kebutuhan, mendapatkan bahan kurikulum, menganalisis bahan, dan membuat keputusan.

4 .Komponen proses, seperti penggunaan media pembelajaran daring, jaringan data serta kemampuan siswa mengoperasikan teknologi selain itu juga perlu adanya strategi penyampaian tujuan bahan ajar agar pembelajaran bisa efektif. Salah satunya cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan uji coba mengukur potensi kegagalan dan peluang keberhasilan dalam menggunakan media belajar.

5. Komponen evaluasi, sistem pembelajaran daring yang jauh untuk dijangkau maka mengharuskan guru menjadi actor dalam mengevaluasi proses pembelajaran agar segala  kendala, serta masukan dapat menuntun kualitas pendidikan lebih baik. Evaluasi ini dapat  dilakukan bersama guru dan orang tua murid melalui pertemuan maya seperti zoom, googlemeet, atau whatsapp grub.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup

The Living Al-Qur’an di Nusantara

Sastra yang Bagus (Muhammad Iqbal)