Tips Membuat Latar Cerita

Latar adalah salah satu elemen penting dalam sebuah cerita fiksi karena dengannya, pembaca bisa masuk ke dalam dunia fiksi yang kita bangun. Selain itu, latar juga akan membantu pembaca untuk memahami peristiwa dan suasana yang dialami tokoh.

Latar sendiri ada tiga: 

1. Tempat.

2. Suasana. 

3. Waktu.

Ada yang menambahkan dengan latar perasaan atau suasana hati tokoh. Bagaimana kita menambahkan latar pada cerita fiksi kita?

Pertama, tentukan terlebih dahulu tempat, waktu, dan suasana dalam cerita kita. Sebagai contoh: Kita menulis genre fiksi sejarah. Kita tentukan dulu: 

Kapan cerita kita berlangsung?

Di mana cerita kita terjadi?

Bagaimana keadaan pada saat itu? 

Begitu pula saat menulis cerita fantasi, kita tentukan dulu dunia imajiner tokoh itu seperti apa. Intinya, sebelum mulai menulis, kita tentukan dulu setting atau latar cerita kita.

Kedua, setelah menentukan latar, lakukan riset. Riset ini penting agar cerita kita tidak cacat logika. Sebagai contoh: Cerita kita mengambil latar waktu tahun 1920-1940. Latar tempat: Batavia. Latar suasana: maraknya pergerakan pribumi menentang penjajahan Belanda.

Sekarang kita lakukan riset: 

1. Bagaimana suasana Batavia saat itu? 

2. Bagaimana tradisi penduduknya, baik pribumi maupun Belanda?

3. Bagaimana pakaian mereka? Dan seterusnya. Setelah itu, baru kita menulis. Hal tersebut berlaku untuk semua jenis karya fiksi dengan latar zaman dulu, saat ini, atau masa depan.

Ketiga, tulis latar dengan metode deskripsi lima indra. Deskripsi lima indra adalah menjelaskan latar dengan melibatkan kelima Indra kita.Sebagai contoh, kita akan menjelaskan bahwa tokoh pulang kerja saat hari sudah sore. Kita bisa menulis: Matahari hampir tergelincir ke barat ketika Farraz keluar dari kompleks kebun botani Bukit Menoreh. Langit mengelam dan kabut mulai menyapa bumi, mengurangi jarak pandang manusia. Suara tenggoret beradu dengan jangkrik ditingkahi embusan angin yang menyisakan rasa dingin di kulit.

 Sebenarnya kita bisa menuliskan: Farraz keluar dari kompleks kebun botani Bukit Menoreh ketika hari sudah sore.

Kalimat ini tidak salah hanya belum menjelaskan suasana sore hari yang dihadapi tokoh. Di sini ada beberapa Indra yang saya libatkan: Langit mengelam ➡️Indra penglihatan. Suara tenggoret dan jangkrik ➡️ Indra pendengaran. Menyisakan rasa dingin ➡️ indra peraba. Metode deskripsi lima indra ini bisa digunakan untuk menjelaskan ketiga latar di atas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup

The Living Al-Qur’an di Nusantara

Sastra yang Bagus (Muhammad Iqbal)