Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Dimasa Pandemi Covid-19

 Abstrak

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan. Pendidikan anak pertama kali dilakukan dalam lingkungan terkecil yakni keluarga. Peran keluarga terutama ayah dan ibu sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Anak dalam keluarga pertama kali harus di didik dengan suatu pendidikan yakni pendidikan karakter. Pendidik karakter adalah pendidikan yang berfungsi untuk membangun karakter seseorang dengan baik terutama saat pandemi Covid-19 ini pendidikan karakter dan peran orang tua sangat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran orang tua dan keluarga dalam mendidik karakter anak usia dini dimasa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua mayoritas belum bisa menciptakan karakter anak saat pembelajaran jarak jauh seperti nilai kemandirian, kejujuran, kreativitas, dan penggunaan gadget dengan benar.

Kata Kunci : Pendidikan karakter, usia dini, pandemi.

PENDAHULUAN

Pada akhir tahun 2019, masyarakat di seluruh dunia dihebohkan dengan kehadiran virus yang dikenal dengan Corona Virus Infection Disease-1 (Covid-19) atau virus corona. Virus yang diduga berasal dari kota Wuhan itu kini telah menyebar hampir ke seluruh dunia, (Yuliana, 2020)1. Termasuk virus ini sampai di Indonesia jumlah peningkatan setiap harinya terus bertambah mencapai angka ribuan dan sebagian di antaranya meninggal dunia, setiap harinya virus mematikan ini bisa menjatuhkan korban ratusan jiwa. Tingginya jumlah penderita  Covid-19 di berbagai negara ini membuat WHO menyatakan penyakit Covid-19 sebagai sebuah pandemik sejak tanggal 11 Maret 2020.

Dilansir dari kompas.com, 200 negara telah diserang virus corona termasuk Indonesia. Semenjak ditetapkannya wabah virus corona di Indonesia pada tanggal 13 April 2020 dan dengan dibuktikannya dengan ketetapan presiden No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019(Covid-19) sebagai bencana nasional2. Upaya penanggulangan bencana dari pemerintan pun mulai ditetapkan seluruh masyarakat Indonesia dituntut untuk selalu mematuhi protokol kesehatan,pemberlakuan social distancing, dan penerapan pola hidup sehat yang sudah semestinya diterapkan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Keputusan ini diberlakukan serta harus dipatuhi semua warga negara Indonesia guna untuk memutus rantai penyebaran kasus Covid-19.

Gejala umum yang dialami penderita Corona virus (Covid-19) berupa demam, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, kehilangan fungsi indra pengecap dan pencium. Masa inkubasi covid-19 yaitu 1 sampai 14 hari, di hari ke tiga  sampai hari ke tujuh penderita umumnya mengalami tanda seperti demam dan batuk kering disertai hidung tersumbat, diare pada beberapa pasien. Upaya pencegahan seperti protokol kesehatan semakin ketat diberlakukan dikalangan masyarakat karena mengingat betapa ganasnta penyebaran virus Corona ini. Sampai pada tanggal 1 Juni 2020 belum ada negara di dunia yang telah menemukan dan memproduksi vaksin untuk mencegah corona virus ini. Berbagai jajaran universitas ternama di Indonesia juga turut berlomba untuk menemukan vaksin Covid-19 dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam Indonesia sampai pada tahap pengujian klinis dengan bahan sederhana diharap dapat mematikan  virus corona mengingat banyanknya korban jiwa di Indonesia. Upaya pemerintah yang dapat dilakukan dalam mencegah perkembangan Covid-19 ,salah satunya adalah social distancing dan physical distancing.

Setelah dikeluarkan surat edaran kapada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kepala Lembaga, Pimpinan Perguruan Tinggi dan Kepala Sekolah memberikan intruksi untuk memaksimalkan peran usaha kesehatan di berbagai lembaga pendidikan, perilaku hidup sehat, bersih, menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang, serta membatasi tamu dari luar satuan pendidikan. Kebijakan ini tertera dalam Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) Pada Satuan Pendidikan, 2020).

Terkait himbauan Pemerintah kebijakan menteri pendidikan dan kebudayaan maka selama pandemi tersebut dilakukannya belajar daring atau sistem belajar dari rumah (learning from home). Kebijakan ini terjadi berkaitan dengan pembatasan social distancing dan physical distancing sehingga perubahan yang sangat berdampak pada proses pembelajaran disetiap jenjang pendidikan baik pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah (SMP & SMA) dan Perguruan tinggi. Kebijakan ini mengakibatkan lembaga pendidikan harus melakukan sistem pembelajaran jarak jauh tidak adanya kegiatan di sekolah, pembelajaran secara daring ini tak sedikit menyulitkan para guru dan murid.3 Pasalnya dengan cara pembelajaran daring ini  banyak siswa mengalami kendala jaringan didaerahnya ataupun karena faktor ekonomi. Sehingga pemerintah mengadakan acara dalam sebuah acara televisi TVRI tentang materi pembelajaran di sekolah guna memudahkan mereka yang kesulitan baik karena faktor ekonomi maupun geografis.

Ketetapan pemerintah tentang pembelajaran jarak jauh sangat berpengaruh terutama kepada mereka usia Anak Usia Dini (PAUD). Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun, pada usia ini anak akan melewati tugas-tugas perkembangannya dan mempersiapkan anak untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. "Jika dihubungkan dengan perkembangan otaknya,interaksi anak usia dini yang terjadi dapat merangsang pertumbuhan otak secara pasif. Leaf, dalam penelitiannya menjelaskan bahwa jika usia dini mendapat perlakuan positif, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang positif, demikian juga sebaliknya. (Putra,  Nusa:Dwilestari,2012).4 

Segala bentuk bimbingan orang tua sangat dibutuhkan yang nantinya akan menjadi faktor penentu keberhasilan anak dalam belajar. Karena dalam pendidikan usia dini menjadi tatanan dasar di dalam terbentuknya kepribadian seorang anak. Sehingga kesatuan ibudanayah menjadi penting dalam memperkokoh pendidikan anak. Dikatakan keluarga sebagai bimbingan pendidikan terutama bagianak karena segala bentuk pergaulan, interaksi, pembelajaran anak  berkaitan setiap harinya dengan lingkungan keluarga tersebut. Di dalam lingkungan keluarga anak sejak usia dini dapat diberikan pengetahuan dan praktik mengenai keagamaan, budaya, dan pergaulan dalam lingkungan karakter manusia yang perlu ditanamkan sejak dini guna mencetak generasi  berakhlak dan bermoral Pancasila yang masih dalam lingkup Revolusi Mental.”masyarakat..

Kebijakan pemerintah tentang belajar dari rumah menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua untuk mendidik anak dalam hal pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah “Suatu ilmu pengetahuan yang berfungsi memperbaiki karakter manusia yang perlu ditanamkan sejak dini guna mencetak generasi berakhlak dan bermoral Pancasila yang masih dalam lingkup Revolusi Mental.”5

Pendidikan karakter sejatinya dimulai dari lingkungan keluarga, kesadaran orang tua akan pentingnya karakter anak bangsa mayoritas sebagian masih kurang. Orang tua berdalih kurangnya pendidikkan karakter dan interaksi dengan anak karena sibuknya pekerjaan dan kurangnya kedekatan antara anak dan orang  tua saat anak sekolah orang tua kerja pun saat anak dirumah orang tua masih bekerja. Sehebat-hebatnya anak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan tinggi jika tidak dibarengi dengan pendidikan karaktee yang kuat makan tidak  akan bermanfaat. Sejatinya adalah akhlak itu lebih mulia daripada ilmu.

Kondisi pandemi saat ini yang mengahruskan anak belajar dirumah, secara daring (online), orang tua bekerja dirumah, maka selain anak banyak beralih peran menjadi tanggung jawab orang tua, juga kesempatan orang tua untuk  mendekati anak membimbing karakternya menjadi lebih baik. Namun, sepertinya orang tua umumnya engan memanfaatkan waktu belajar daring ini dengan baik malah umumnya dari sebagian orang tua mengeluh mengajari anak di masa pandemi ini. Anak yang biasanya dididik oleh gurunya namun berganti orang tua yang mengambil peran, orang tua beralih mengambil dua peran sebagai orang tua pun juga guru. Alasan mereka adalah waktu jam bekerja mereka tidak bisa maksimal. 

Meski situasi di tengah pandemi ini menjadi beban bagi semua orang. Setidaknya momentum inilah bisa memulainya pendidikan karakter anak di dalam lingkungan keluarga, saatnya sekarang orang tua mengambil peran optimal dalam pembinaan karakter anak,memperbaiki karakter anak yang kurang baik dan mengarahkannya menjadi lebih baik dengan penuh kebersamaan dan cinta kasih  orang tua. Mengkondisikan sebuah lingkungan tumbuh kembang dengan karakter, norma dan aturan yang berlaku dengan baik. Orang tua harus mampu menjadi role model bagi anak-anaknya di rumah bertanggung jawab untuk membesarkan anaknya, memelihara, melindungi, dan menjamin kesehatan anaknya baik jasmani dan rohani.

METODE

Peneliti dalam kegiatan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, karena penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan fakta kejadian dengan penjelasan apa adanya sesuai dengan kejadian yang terjadi. Moleong mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif mengambarkan dan memahami adanya peristiwa sosial di dalam masyarakat yang menyimpang. Masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada dan tampak di dalam masyarakat. Dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. Kemudian peneliti mengumpulkan data melalui observasi dan dokumentasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi secara sistematis, faktual, serta akurat pada fakta dab sifat populasi atau daerah tertentu. (Suryabrata 1986). Penelitian ini melihat realitas sosial di dalam implementasi pendidikan karakter pada masa pandemi Covid-19 di Dukuh Ngringin Desa Jonggol Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo.

Sampel dalam penelitian ini diambil dari para penduduk sekitar terdiri dari 6 kepala rumah tangga yang mana setiap rumah tangga memilki anak didik berusia 6 tahun atau masa usia dini (PAUD). Dari 6 kepala rumah tangga ini ada 12 orang sebagai ayah dan ibu dan jumlah anak seluruhnya adalah 8 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Dalam teknis analisis data ini peneliti menggunakan analisis data model Interaktif. Analisis data interaktif adalah analisis yang paling mudah dan banyak digunakan para peneliti melalui 4 tahap, yaitu : Pengumpulan data, Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. (Miles dan Huberman 1984: 23)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pendidikan Karakter

1. Hakikat Pendidikan Karakter

 Kata pendidikan berasal dari bahasa yunani "paedagogie" yang berarti bimbingan yang diberikan Kepada anak. Dalam bahasa Inggris, pendidikan disebut "education". "Education" berasal dari bahasa yunani "educare" yang berarti membawa keluar sesuatu yang terpendam dalam jiwa seorang anak, dituntut untuk tumbuh dan berkembang lebih baik.6

Pendidikan adalah suatu proses dan usaha penggalian dan pengolahan pengalaman dengan terus menerus menata dan menyusun pengalaman hidup kedepannya bisa menghadapi peradaban. Tujuan pendidikan adalah untuk  mengembangkan potensi manusia, menentukan pribadi seseorang, dan memilki  karakter yang baik. Pendidikan dapat dilakukan di lembaga formal maupun informal. 7 

Pendidikan memilki peran dalam meningkatkan potensi, bakat, kreativitas anak, dan karakteristik anak yang dibangun secara bertahap untuk bekal penting sepanjang hayatnya. Ir.Soekarno, telah mengungkapkan tentang pentingnya  "nation dan character building" dalam bahasa Yunani kharakter diartikan sebagai memahat atau mengukir, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sifat kejiwaan, akhlak dan budi pekerti sehingga membedakan antara satu orang dengan yang lain. 8

Menurut Gaffar, Pendidikan karakter adalah suatu bagian pendidikan dimana suatu modifikasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam  kepribadian seseorang sehingga melekat dalam kehidupan seseorang tersebut. Tujuan pertama pendidikan karakter adalah membina karakter menusia menjadi lebih baik. Nilai-nilai arakter saat dewasa bisa dibangun dan dipupuk sejak anak usia dini. Syarbini berpendapat bahwa pendidikan karakter bukanlah jenis mata pelajaran namun pendidikan karakter dimaknai sebagai proses penurunan nilai- nilai positif kepada anak sehingga anak memilki karakter yang baik dalam hal  agama, budaya, dan Bangsa.9 

2. Karakter Anak Usia Dini

Usia dini adalah usia penting bagi tahap tumbuh kembang anak, stimulus seluruh aspek perkembangan memilki peran penting dalam tugas perkembangannya, dimana proses ini tidak bisa dibiarkan karena sangat  berpengaruh kedepannya. Pertumbuhan otak dan fisik sangat cepat tumbuh dan berkembang. Karakteristik anak usia dini diantaranya : 

a. Perkembangan moral, dimana suatu proses kembang anak mulai bisa merespon dan menerima lingkungan sekitar seperti meniru sikap, nilai, dan perilaku orang tua, menghargai, memberi, mencoba memahami orang lain.  

b. Perkembangan fisik, perubahan fisik anak usia dini dan pertumbuhannya sangat

pesat, aktif, tertarik pada makanan dan memerlukan waktu tidur yang banyak.

c. Perkembangan Bahasa. Bahasa adalah paduan dari kemampuan berfikir yang kompleks dan abstrak. (Woolfolk, 1989) Melalui bahasa anak akan belajar bersosialisasi dengan lingkungan terdekat. Bahasa bisa membantu anak  mengungkapkan perasaan, pikiran, dan keinginannya kepada orang lain. Kemampuan bahasa anak usia dini seperti mengerti kalimat perintah, pertanyaan, dan bukan. Memecahkan masalah dengan dialog dan sering mengajukan  pertanyaan diikuti oleh rasa keinginan tahuannya yang sangat tinggi.  

d. Perkembangan Kognitif. Perkembangan kognitif adalah kapasitas berfikir seorang anak sehingga kapasitas  tersebut berkembang sampai si anak dewasa. Dalam perkembangan kognitif anak dapat menguasai kemampuan membedakan warna, bau, rasa, menyebutkan  bilangan, rasa ingin tahu, dan imajinatif yang tinggi.  

e. Perkembangan Emosi. Beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak usia dini :

-Kegembiraan, kesenangan,kenikmatan, kasih sayang, dimana emosi ini dapat membawa dampak positif bagi anak 

- Rasa ingin tahu,yaitu perasaan ingin tahu seorang anak mengenal tentang objek disekitarnya.  

- Cemas,cemburu,marah,phobia rasa dimana dapat membawa anak dalam dampak negatif dan ketakutan yang berkelanjutan.

f. Perkembangan Sosial, Perkembangan sosial adalah perkembangan seorang anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan dan lingkungan dimana anak itu berada. Perkembangan sosial dapat diperoleh anak ketika mendapat berbagai respon  terhadap dirinya. 10

B. Pandemi dan Pendidikan karakter anak

semenjak tanggal 16 Maret 2021 dikeluarkan nya kebijakan kemendikbud untuk belajar dirumah mulai dari semua jenjang pendidikan mulai dari PAUD sampai Perguruan Tinggi menjadikan banyak hambatan dalam proses pendidikan. Berbagai upaya dilakukan oleh tenaga pendidikan untuk memutus mata rantai virus corona seperti menggunakan pembelajaran daengan sistem jarak jauh secara  online (daring). Dimana sistem pembelajaran online ini seorang guru dan dosen harus memilki kreativitas dan inovasi, sehingga pembinaan, transfer pengetahuan dan keterampilan kepada anak dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran daring  dapat menggunakan aplikasi digital seperti zoom, vidio conference, google  clasroom, dan lainnya. 11

Husamah (2015) mengungkapkan bahwa perubahan pola belajar siswa dan mahasiswa di rumah atau secara daring dapat berjalan dengan baik karena selama  ini siswa dan mahasiswa sudah terbiasa belajar dengan tatap muka. Selama belajar secara tatap muka pola belajar ini memiliki kelebihan, antara lain :  

1. Saat pembelajaran luring pemberlakuan disiplin formal dapat menumbuhkan disiplin mental pada anak. 

2. Memudahkan memberi penguatan.

3. Guru mudah memberi penilaian pada murid

4. Memberi kesempatan berinteraksi dengan peserta didik. 12

Semenjak pembelajaran daring pola pendidikan dan pengajaran tidak berjalan maksimal. Mulai dari pelaksanaan kurikulum, penjelasan materi mata  pelajaran anak sebagian guru hanya mengirimkan tugas-tugas tanpa adanya penjelasan kepada murid, murid mengeluh karena mengalami banyak kesusahan  dalam belajar. Seringnya anak mengeluh kerena banyaknya tugas berakibat pada kemalasan anak dalam mengerjakan. Hal ini terjadi karena anak belajar dirumah  beranggapan seperti libur. Jika di sekolah mereka harus ada aturan formal jam  masuk kelas, istirahat, dan pulang.Lain kata ketika belajar dirumah mereka cenderung tidak disiplin, mengerjakan tugas guru semaunya dan dampak parahnya lagi mereka yang tanpa ada bimbingan orang tua didekatnya.

pembelajaran daring bagi mahasiswa masih bisa dibilang mudah, karena dari dalam mahasiswa pasti sudah memilki kesadaran akan pentingnya belajar. Sehingga pengajar tidak lagi harus melakukan pembinaan lebih. Beda halnya  dengan pendidikan anak usia dini, anak usia dini sangat membutuhkan dampingan pendidikan dan proses pembelajarannya begitupun pengajarnya arus bisa  memahami anak, anak pun kadang masih sulit dikendalikan jika tidak dengan  gurunya. Terutama pendidikan karakter yang harus di bangun pada diri anak.  Dimasa pandemi ini yang menjadi tantangan orang tuan anak usia dini adalah pola asuh dalam pendidikan karakternya, mengingat betapa pendidikkan karakter anak untuk masa depan. Seharusnya orang tua memanfaatkan momen ini untuk bisa lebih dekat dan membimbing anak memilki karakter sempurna.

Seperti hasil yang peneliti ungkapkan penelitian tentang pendidikan karakter pada anak usi dini dimasa pandemi Covid-19 di Dukuh Ngringin Desa Jonggol Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo, ada enam kepala rumah tangga yang dijadikan sebagai sampel. Dari enam kepala keluarga tersebut ternyata setelah dilakukan penelitian belum semuanya orang tua memahami tentang pentingnya pendidikan karakter. Orang tua beralasan bahwa pekerjaan mereka meskipun dirumah tidak bisa ditinggalkan, anak dibiarkan belajar, bermain sendiri tanpa ada dampingan orang tua baik saat  bermain, makan, belajar, berinteraksi dengan orang lain. Padahal seharusnya orang tua mendampingi memberikan arahan seperti ketika makan anak bisa diajarkan tentang tata cara sebelum makan dimulai dari cuci tangan lalu berdoa, serta adabnya menurut islam. Kemudian seperti cara berinteraksi hendaknnya anak diberi bimbingan bagaimana berlaku sopan santun terhadap orang yang lebih tua,  saling mengasihi, dan yang paling utama pentingnya adalah mengajak anal untuk  menerapkan pola hidup sehat di masa pandemi ini. Namun disamping itu ada  sebagian orang tua yang benar-benar ingin mendidik akarakter anak, meskipun  mereka juga sibuk dengan pekerjaannya tapi tetap berusaha sambil mendampingi anak mereka belajar dirumah.

Evita Adnan mengungkapkan pembelajaran anak dirumah bisa optimal dengan memperhatikan :  

1. Menjaga keamanan dan kenyamanan anak

2. Mendorong anak untuk senantiasa hidup sehat dan bersih di dalam lingkungannya 

3. Menciptakan dan menerapkan lingkungan belajar yang sehat mental.

4. Mengembangkan keterampilan fisik anak.

5. Mengembangkan keterampilan komunikasi

6. Mengembangkan keterampilan kreatif

7. Membangun konsep diri yang positif

8. Mengembangkan keterampilan kognitif

9. Meningkatkan keterampilan sosial

10. Memberikan arahan, bimbingan, mencegah pada perilaku anak yang kurang pantas.13

C. Upaya Menanamkan Pendidikan Karakter

Radin (1999) mengungkapkan ada 6 cara kemungkinan yang dapat dilakukan orang tua dalam membentuk karakter anak. 

1. Pemodelan perilaku (modeling of behaviour)

2. Memberikan ganjaran dan hukuman (giving reward and punishment)

3. Perintah langsung (direct instruction)

4. Menyatakan peraturan-peraturan (satating rules)

5. Nalar (Reasoning)

6. Menyediakan fasilitas dan adegan ( providing mqterials and setting). 14

Keenam kemungkinan diatas dapat digunakan dalam menanamkan pendidikan karakter anak. Perlakuan model modeling of behaviour sangat cocok  dalam menerapkan pendidikan karakter pada anak. Karakter anak akan sesuai dan  meniru dengan apa yang berhasil direkam oleh indera mata dan telinganya, orang tua berlaku baik maka juga akan berlaku baik. Karena itu orang tua disini disebut  sebagai role model kepada anak. Orang tua bisa mengajak bermain anak, berolaharga, belajar, melakukan pekerjaan rumah dan lain-lain. Penanaman karakter diruma bisa dilakukan dengan sederhana melakukan apa yang mampu dilakukan seperti berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktifitas di rumah, menjaga kebersihan diri dan lingkungan,sopan santun dalam bertutur kata, memilki sikap integritas, saling menolong sesama anggota keluarga,mandiri dalam  mengerjakan tugas dan selalu menjaga kesehatan dan kebersihan.

Kedua, memberikan ganjaran dan hukuman ini berlaku untuk menjaga perilaku baik agar tetap baik, dan perilaku buruk akan menjadi baik. Maksud  memberika hukuman disini bukan hukuman secara fisik, namun lebih ke hukuman berbentuk pendidikan semisal anak salah maka orang tua bisa menunjukkan raut muka yang tidak menyenangkan ini menunjukkan bahwa  perbuatan anak kurang tepat sehingga anak akan memperbaiki perbuatannya, semisal lagi ketika anak membuang sampah sembarangan maka sebaiknya orang tua memberi arahan dan mencontohkan dengan membuang sampah pada tempatnya.

Ketiga, perintah langsung maksudnya adalah orang tua memberikan perintah kepada anak tidak dengan sembarangan tapi karena untuk membangun  karakter anak, dalam melakulan perintah hendaknua orang tua memberikan  penjelasannya juga.

Keempat, menyatakan peraturan ini sangat penting untuk menjaga penanaman karakter anak tetap pada relnya. Mempertahankan karakternya yang mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang mengakibatkan dirinya kurang mendapatkan  perilaku kurang baik. Misalnya peraturan menyapu lantai setiap pagi.

Kelima, Nalar (reasoning) yaitu orang tua mengajari anak dengan melakukan kegiatan yang masuk akal, menanamkan pada anak untuk berfikir  kritis orang tua hendaknya mengetahui tujuan penanaman karakter pada anak. Misalnya anak diberikan pendidikan karakter mejaga kebersihan, dengan menjaga  kebersihan kita dapat terhindar dan mencegah dari berbagai macam penyakit.

Keenam, menyediakan fasilitas dan adegan.Hal penting untuk mendukung berjalannya pendidikan karakter. Misalnya orang tua menyediakan fasilitas dalam  persembahyangan maka secara tidak langsung anak akan bersemangat melakukan  perintah orang tua karena didukung fasilitas tersebut.

KESIMPULAN

Penerapan Learning From Home di masa pandemi Covid-19 dimana peran orang tua sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Terutama  pada proses pembelajaran karakter orang tua sangat berpengaruh agar pendidikan  dapat tercapai. Masa pandemi ini seharusnya menjadi kesempatan orang tua untuk lebih dekat  dan membimbing karakter anaknya didalam rumah.

Penanaman karakter yang bisa diajarkan pada anak dirumah ada 6 cara kemungkinan yang dapat dilakukan orang tua dalam diantaranya : 

1. Pemodelan perilaku (modeling of behaviour)

2. Memberikan ganjaran dan hukuman (giving reward and punishment)

3. Perintah langsung (direct instruction)

4. Menyatakan peraturan-peraturan (satating rules)

5. Nalar (Reasoning)

6. Menyediakan fasilitas dan adegan ( providing mqterials and setting).





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup

The Living Al-Qur’an di Nusantara

Sastra yang Bagus (Muhammad Iqbal)