Mengapa Kita Menulis Puisi?

Dalam sastra Indonesia ada 2 istilah puisi dan sajak. Puisi dalam bahasa Inggris poetry dan sajak dalam bahasa Inggris poem. Puisi adalah
jenis sastra, sedangkan sajak adalah individu puisi. Oleh karena itu, kedua istilah itu jangan dicampuradukkan pemakaiannya.

Korespondensi dan periodisitas merupakan bentuk formal sebuah puisi. Bahkan puisi Pujangga Baru masih ada yang terikat pada
korespondensi (korelasi) dan periodisitas.

Puisi baru (modern) menyimpangi pengertian puisi menurut pandangan lama. Puisi baru tidak terikat oleh bentuk-bentuk formal, korespondensi, dan periodisitas itu. Oleh karena itu, puisi baru (modern) disebut puisi bebas atau sajak bebas. 

Bentuk-bentuk formal puisi lama sesungguhnya merupakan sarana-sarana kepuitisan untuk membuat puisi menjadi indah. Bentuk-bentuk
formal itu masih juga dipergunakan oleh puisi modern, tetapi bukan merupakan ikatan, bukan merupakan pola yang tetap.

Puisi baru sesungguhnya terikat juga, tetapi terikat oleh hakikatnya sendiri, bukan terikat oleh pola-pola bentuk formal. Pola-pola bentuk
formal bukan merupakan hakikat puisi. 

Puisi adalah karya seni. Sifat seni ini merupakan ciri khas puisi. Puisi adalah sebuah karya yang fungsi estetiknya atau fungsi keseniannya dominan. Aspek estetik ini bermacam-macam. Di antaranya gaya bunyi, gaya kata, dan gaya kalimat serta wacana. Bahkan, aspek estetik itu terwujud dalam bentuk tipografinya (ilmu cetak). 

Lalu, mengapa kita perlu menulis puisi ? 😁
1). Puisi sebuah cara untuk mengucapkan diri kita
2). Puisi bisa mewakili gagasan sekaligus perasaan
3). Puisi sebuah cara untuk melawan.
4). Sangat menantang kreativitas dan imajinasi dengan diksi juga bunyi
5). Lebih pendek, sering lebih cepat selesai
6). Karya yang sering dibaca nyaring, dan penulisnya dipanggil-panggil terus dalam pembacaan 😁
7). Bisa dibuat ragam konten medsos yang kekinian
8). Mendatangkan uang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup

The Living Al-Qur’an di Nusantara

Sastra yang Bagus (Muhammad Iqbal)